Senin, Minggu ke-22 Waktu Biasa
Dalam pembacaan pertama kita hari ini, Santo Paulus mendorong jemaat di Tesalonika untuk tetap setia kepada Tuhan dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka yang setia akan dibawa ke surga untuk bersama Kristus. Beberapa di Tesalonika khawatir tentang orang-orang terkasih mereka yang telah meninggal dan mulai putus asa seperti beberapa orang kafir. Paulus mengingatkan mereka bagaimana orang-orang non-kristiani menangis ketika orang meninggal, tetapi sebagai orang percaya, tidak perlu menangis: persatuan total dengan Kristus adalah apa yang kita cari dan dengan pemikiran ini kita harus saling menghibur dan tetap dalam pengharapan.
Untuk sisa tahun liturgi ini, kita membaca Injil Santo Lukas dan dalam teks hari ini, kita melihat Yesus kembali untuk pertama kalinya ke kota kelahiran-Nya, Nazaret. Dia membaca nabi Yesaya lalu mengajar orang banyak, mengatakan kepada mereka bahwa dia adalah penggenapan dari teks yang baru saja dia baca. Mereka marah karena mereka mengira mengenal-Nya sejak kecil, lalu mereka membawa-Nya ke salah satu puncak bukit tempat Nazaret dibangun dan mencoba membunuhnya, tetapi Ia lolos. Teks ini adalah pengingat bahwa pesan Tuhan tidak bergantung pada utusan untuk keabsahannya dan bahwa Kristus hadir dalam setiap orang, betapapun kita mengira kita mengenal mereka. Kita harus selalu terbuka untuk melihat dan mendengar Firman Tuhan dalam diri orang lain.

Leave a Reply