Kamis, Minggu Biasa ke-20
Peringatan Santo Pius X, Paus
Dalam pembacaan kita hari ini dari Kitab Hakim-Hakim, kita melihat Yefta menang atas orang Amon. Tetapi kemenangan itu memiliki harga yang mahal karena ia sekarang harus mengorbankan putrinya – anak tunggalnya – sebagai imbalan atas kemenangan dan nazar yang telah ia buat kepada Allah. Kita mengingat Abraham yang siap mengorbankan anaknya yang tunggal dan Kristus, yang menyerahkan diri-Nya untuk menggenapi janji Perjanjian.
Dalam Injil, kita memiliki perumpamaan tentang pesta pernikahan di mana tak seorang pun dari mereka yang awalnya diundang mau hadir. Pesta pernikahan melambangkan kerajaan dan Allah adalah raja yang mengirimkan undangan. Ia tidak memiliki kewajiban untuk mengirimkan undangan tetapi Ia mengundang semua orang dan siapa pun, seperti Ia telah mengundang kita semua. Bagian penting dari penerimaan undangan adalah bahwa kita mempersiapkan diri dengan benar untuk masuk ke dalam perjamuan dan itu berarti mengubah hidup kita kepada Injil. Ada catatan penting dalam teks yang mengingatkan kita untuk bertobat hari ini dan bukan besok karena besok mungkin tidak akan pernah datang bagi sebagian dari kita.

Leave a Reply