28 Agustus: Santo Agustinus Uskup Hippo, Doktor Gereja (+ 430)

 

Santo
Augustinus lahir pada 13 November 354 di Tagaste (Aljazair modern) di Afrika.
Meskipun kesalehan ibunya yang kudus, Santa Monika, ia jatuh ke dalam
kekacauan besar sejak dini, dan bahkan kemudian menjadi bidah dari sekte
Manichaean. Sayangnya, ayahnya, Patricius, saat itu seorang penyembah berhala,
sehingga kaum muda tersebut menemui sedikit atau tanpa pengekangan darinya. Pada
awal tahun 370, ia melanjutkan studinya di Carthage, dan beberapa tahun
kemudian ayahnya meninggal, setelah masuk Kristen. Beberapa waktu kemudian, Santo
Augustinus menetap di Carthage dan membuka sekolah retorika di sana. Kemudian,
ia pergi ke Roma dan kemudian ke Milan, di mana ia juga mulai mengajar
retorika. Di sini, rahmat Tuhan dan doa ibunya, yang telah mengikutinya ke
Italia, serta ajaran dari teman-teman kudus, khususnya Santo Ambrosius,
mempengaruhi pertobatannya. Ia meninggalkan sekte Manichaean dan, setelah
beberapa waktu, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan. Santo Ambrosius
memberikan sakramen baptis kepadanya pada malam Paskah 387.

Sekembalinya
ke Afrika, Santo tersebut kehilangan ibunya di Ostia pada tahun yang sama, dan
pada tahun 388 ia tiba di Carthage. Di Tagaste, ia mulai menjalani kehidupan
komunitas dengan beberapa temannya. Ia ditahbiskan pada tahun 390 dan menetap di
Hippone di mana ia mendirikan komunitas lain dengan beberapa temannya yang
telah mengikutinya. Lima tahun kemudian, ia ditahbiskan sebagai uskup dan
ditunjuk sebagai asisten Valère, uskup Hippone, yang ia gantikan tahun
berikutnya.

Dari
masa ini hingga kematiannya, kehidupan Augustinus adalah aktivitas yang
tak henti-hentinya. Ia memimpin gerejanya, berkhotbah kepada umatnya, dan
menulis karya-karya yang sangat banyak yang telah mengundang kekaguman selama
abad-abad. Kerendahan hatinya mendorongnya untuk menulis Pengakuannya pada
tahun 397, yang di dalamnya kita memiliki kisah rinci tentang tahun-tahun
awalnya.

Augustinus
menunjukkan ketekunannya melawan berbagai kesalahan pada zamannya, terbukti
sebagai pembela iman yang tak kenal takut seperti sebelumnya ia adalah musuh
yang bodoh. Kaum Manichaean, Priscillianis, Origenis, Donatis, dan Pelagius
semuanya menjadi sasaran ketekunannya. Tak lama sebelum kematiannya, kaum Vandal
di bawah kepemimpinan Genseric menyerang Afrika, dan Santo tersebut menyaksikan
kehancuran yang mengikuti jejak mereka. Jenius keagamaan yang serba bisa dan
pelayan Tuhan yang setia ini meninggal pada 28 Agustus 430.

 

DOA:
Ya Tuhan, perbarui dalam Gereja-Mu semangat yang telah Kauilhami kepada Santo
Augustinus, uskup-Mu. Dipenuhi oleh Roh itu, semoga kita haus akan Engkau
sebagai Sumber kebijaksanaan yang sejati dan mencari Engkau sebagai Pencipta
kasih surgawi. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*