29 Oktober , Santo Narsisis Uskup Yerusalem (+ 212)

 

Dapat disimpulkan bahwa masa kepemimpinan rata-rata uskup pertama Yerusalem memang singkat, karena Santo Simeon, pemegang jabatan kedua, meninggal pada tahun 116, dan Santo Narsis, yang meninggal pada awal abad ke-3, adalah uskup ketiga puluh. Santo Narsis berusia hampir delapan puluh tahun ketika ia menduduki takhta keuskupan Yerusalem. Lebih dari satu abad telah berlalu sejak kota itu dihancurkan oleh bangsa Romawi, dan sejak itu telah dibangun kembali dengan nama Aelia Capitolina oleh Kaisar Hadrian.

Pada tahun 195, Santo Narsis, bersama Theophite, Uskup Kaisarea di Palestina, memimpin konsili yang diadakan oleh para uskup Palestina di kota terakhir yang disebutkan, dan diputuskan bahwa Paskah harus selalu dirayakan pada hari Minggu dan bukan bersama Paskah Yahudi. Menurut Eusebius, uskup suci ini melakukan beberapa mukjizat. Meskipun kesuciannya, orang suci itu difitnah dengan keji oleh beberapa anggota jemaatnya sendiri, tetapi Tuhan segera menyatakan ketidakbersalahannya dan kutukan yang dipakai para pemfitnah untuk menguatkan perkataan mereka terbukti mengerikan dalam kasus mereka.

Orang suci itu meninggalkan Yerusalem dan mengundurkan diri ke tempat sunyi, di mana ia menghabiskan beberapa tahun. Tiga uskup berturut-turut memimpin takhta selama ketidakhadirannya. Sekembalinya ke keuskupannya, umat setia memohonnya untuk melanjutkan administrasi, yang ia lakukan; namun, karena beban usia yang sangat tua, ia menjadikan Aleksander sebagai pembantunya. Ia terus melayani jemaatnya dan Gereja-gereja lain melalui doa-doanya yang tekun dan nasihat-nasihatnya yang berapi-api untuk persatuan dan kerukunan. Ia meninggal sekitar tahun 222. Eusebius bersaksi bahwa ia pernah mengubah air menjadi minyak untuk menyalakan lampu gereja pada Malam Paskah.

 

DOA
: Ya Tuhan, Engkau telah menjadikan Santo Narsis sebagai teladan luar biasa dari
kasih ilahi dan iman yang menaklukkan dunia, dan Engkau telah menambahkannya ke
dalam daftar para gembala kudus. Berilah kami, melalui perantaraannya, untuk
bertekun dalam iman dan kasih serta menjadi peserta dalam kemuliaan-Nya. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*