Lahir
dari keluarga bangsawan sekitar tahun 895, Gerard dibesarkan dalam suasana
militer dan ditempatkan di kediaman Berenger, adipati Namur yang berkuasa di
Belgia. Namun, di tengah-tengah begitu banyak hak istimewa, kesenangan, dan
pengejaran gaya hidup bangsawannya, Gerard merasa terpanggil untuk kehidupan
religius, tetapi bukan di biara-biara sekuler lingkungannya. Selama misi
penting atas nama penguasanya ke istana Prancis pada tahun 918, ia melihat
sekilas kehidupan para biarawan Saint-Denis dan sangat tertarik padanya.
Setelah menyelesaikan semua urusan duniawinya, ia kembali ke biara dan menjadi
anggotanya dengan sukacita tanpa batas.
Seiring
waktu, Santo Gerard ditahbiskan, tetapi hanya setelah berjuang melawan
perasaannya yang tidak mampu sama sekali, dan ia berkontribusi pada reformasi
biara. Setelah sebelas tahun, ia diutus oleh abbasnya untuk mendirikan sebuah
biara di tanah miliknya di Brogne, agar sesama bangsanya yang ingin menjadi
biarawan dapat memiliki tempat tujuan. Sebagai seorang abbas, Gerard membentuk
sebuah biara yang hampir menjadi teladan, dan ketenarannya menyebar ke
mana-mana. Adipati Gislebert dari Lorraine, melihat karyanya, mempercayakan
kepadanya reformasi Biara Saint-Ghislain dekat Mons, di mana biarawan suci itu
menetapkan Aturan Santo Benediktus. Dan di sanalah ia menemukan panggilan
sejatinya.
Selama
dua puluh tahun berikutnya, Santo Gerard dengan tekun mengerjakan tugas ini,
menegakkan kembali aturan dan disiplin Benediktin di sekitar delapan belas
biara, bahkan sampai ke Flandria, Lorraine, dan Champagne. Akhirnya, dengan
usia lanjut dan diperlambat oleh banyak karyanya untuk Tuhan, ia pensiun ke
Brogne dan menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dalam kesendirian dan doa,
sebelum lahir ke kehidupan surgawi pada tanggal 3 Oktober 959.
DOA
: Ya Tuhan, di tengah-tengah hal-hal dunia ini, marilah kita dengan sepenuh
hati melibatkan diri dalam hal-hal surgawi meniru teladan kesempurnaan injili
yang telah Engkau berikan kepada kami dalam diri Santo Gerard Abbas. Amin.

Leave a Reply