Fransiskus
Bernardone, pendiri tiga tarekat Fransiskan, lahir di Assisi, Italia, pada tahun
1181. Ayahnya adalah seorang pedagang kaya di kota itu. Selama setahun
dipenjara di Perugia karena partisipasinya sebagai ksatria dalam kampanye yang
tidak berhasil melawan kota itu, dan sekali lagi selama penyakit parah yang
berkepanjangan, Fransiskus menyadari panggilannya untuk hidup dalam pelayanan
luar biasa kepada Gereja Kristus.
Terinspirasi
pada usia dua puluh lima tahun oleh kutipan Alkitab dari Matius yang
memerintahkan para murid untuk menginjili dunia tanpa harta benda, Fransiskus
meninggalkan gaya hidupnya yang berkecukupan dan mulai menjalani hidup dalam
kemiskinan radikal. Karena tidak diwarisi oleh ayahnya, Fransiskus pergi tanpa
uang sepeser pun “untuk menikahi Nyonya Kemiskinan” dan menjalani hidup
yang lebih miskin daripada orang-orang miskin yang dilayaninya. Contohnya
dengan cepat menarik pengikut untuk menjalani gaya hidupnya.
Tiga
tahun kemudian, pada tahun 1210, ketika jumlah rekan-rekannya mencapai dua
belas orang, Fransiskus mencari dan menerima persetujuan dari Paus Inosensius
III untuk menjalani hidup sesuai dengan Aturan Injil Suci, dan mereka menjadi
kelompok pengkhotbah Kristus yang berkeliling dalam kesederhanaan dan
kerendahan hati. Demikianlah dimulainya “Fratres Minor” (Saudara-saudara
Dina). Di seluruh Italia, para saudara menyerukan kepada umat untuk beriman
dan bertobat. Santo Fransiskus sendiri, karena kerendahan hati, tidak pernah
menjadi imam, dan pada awalnya, hanya beberapa anggota kelompoknya yang berada
dalam tahbisan suci.
Praktik
kemiskinan injili dan devosi Fransiskus kepada kemanusiaan Kristus
menghangatkan hati “dunia yang mendingin,” dan segera gerakan Fransiskan
yang luas menyebar ke seluruh Eropa. Pada tahun 1219, lebih dari lima ribu
Fransiskan berkumpul di Assisi untuk Kapitul Matras yang terkenal. Untuk
mengakomodasi pembaruan religius ini, Fransiskus mendirikan Ordo Kedua melalui
Santa Klara dari Assisi untuk biarawati kontemplatif dan Ordo Ketiga untuk
para religius dan awam dari kedua jenis kelamin.
Devosi
Fransiskus pada Sengsara Kristus mendorongnya untuk melakukan perjalanan
misionaris ke Tanah Suci. Kelelahan oleh upaya apostoliknya yang luar biasa,
berduka karena stigmata yang ia terima pada tahun 1224, dan buta karena
penyakit mata, Fransiskus meninggal saat matahari terbenam, pada tanggal 3
Oktober 1226, sambil menyanyikan delapan ayat Mazmur 142. Ia
dikanonisasi dua tahun kemudian oleh Paus Gregorius IX.
Fransiskus
dari Assisi telah memikat hati dan imajinasi orang-orang dari semua keyakinan
agama melalui kasihnya kepada Tuhan dan sesama, serta kepada semua ciptaan
Tuhan, melalui kesederhanaan, kejujuran, dan ketegasannya, serta melalui
aspek liris dari kehidupannya yang multi-aspek. Namun,
ia jauh lebih dari sekadar seorang individualis yang terinspirasi. Ia adalah
seorang pria dengan wawasan yang luas dan kekuatan spiritual; seorang pria yang
kasihnya yang membara kepada Kristus dan ciptaan yang ditebus terpancar dalam
segala sesuatu yang ia katakan dan lakukan.
DOA:
Ya Tuhan, Engkau telah mengizinkan Santo Fransiskus meniru Kristus melalui
kemiskinan dan kerendahan hatinya. Dengan mengikuti jejak Santo Fransiskus,
semoga kami dapat mengikuti Putra-Mu dan terikat pada-Mu dengan kasih yang
penuh sukacita. Amin.

Leave a Reply