Minggu kedua puluh tiga waktu biasa
Pembacaan pertama dari Perjanjian Lama mengingatkan kita bahwa tanpa Kebijaksanaan Allah, kita tidak akan mampu mengetahui apa yang ada di surga. Kita tahu bahwa Kebijaksanaan Allah adalah Kristus dan bahwa Ia mati bagi kita agar kita dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Untuk membantu kita mencapai tujuan ini, Ia meninggalkan Roh Kudus untuk menjadi pemandu kita.
Dalam bagian Injil Lukas, Yesus memberi tahu kita bahwa kita harus meninggalkan semua yang kita miliki jika kita ingin menjadi murid-murid-Nya. Meskipun kita membutuhkan beberapa harta benda untuk hidup atau agar dunia berkembang, kita tidak boleh hanya menaruh kepercayaan kita pada harta benda tersebut, tetapi harus menghargai Allah melebihi segalanya. Jika kita melakukan hal itu, kita akan mengenal Kebijaksanaan Allah dan mewarisi kerajaan surga yang lebih berharga daripada harta benda duniawi apa pun yang dapat kita inginkan.
Dalam pembacaan kedua kita dari surat singkat Santo Paulus kepada Filemon, kita membaca bahwa Paulus mengembalikan Onesimus kepada Filemon. Onesimus adalah seorang budak yang melarikan diri dari tuannya. Dengan mengembalikannya, Paulus mematuhi hukum tetapi ia juga melakukannya dengan harapan bahwa Onesimus akan diperlakukan sebagai orang merdeka karena tuannya adalah orang Kristen. Onesimus kembali karena meskipun ia tidak yakin apa yang menunggunya, sebagai orang Kristen, ia telah dibebaskan dari penindasan oleh kuasa Kristus. Itulah semangat yang harus kita miliki juga dan harus menaruh kepercayaan kita pada Allah daripada pada hal-hal dan orang-orang dalam kehidupan ini. Hanya dengan demikian kita akan mewarisi kehidupan kekal.

Leave a Reply