Kamis Minggu Biasa Kedua Puluh Sembilan
Kita melanjutkan pembacaan surat kepada jemaat di Roma di mana dikatakan kepada kita bahwa kita telah dibebaskan dari perbudakan dosa oleh Kristus dan bahwa kita sekarang memiliki kemampuan untuk menjalani kehidupan yang benar. Dengan demikian, kita akan mencapai kehidupan kekal bersama Bapa. Ketika berbicara tentang “upah,” Santo Paulus merujuk pada upah yang akan diterima seorang prajurit Romawi dan “hadiah” mengingatkan orang-orang akan hadiah yang diberikan kaisar kepada mereka. Keduanya mengingatkan kita bahwa dosa-dosa kita mendekatkan kita pada kematian atau keterpisahan dari Allah dan bahwa partisipasi kita dalam kebahagiaan abadi sepenuhnya disebabkan oleh kasih Allah. Mazmur berbicara kepada kita tentang kebahagiaan orang-orang yang menaruh kepercayaan mereka kepada Allah dan hidup sesuai dengan jalan-Nya.
Dalam Injil, kita melihat Yesus memberitahu orang-orang bahwa Dia membawa perpecahan bersama-Nya. Ini mungkin terdengar aneh, tetapi ketika kita melihatnya, kita menyadari bahwa Dia berbicara tentang perpecahan antara mereka yang percaya kepada-Nya dan mereka yang tidak percaya kepada-Nya. Perpecahan yang kita lihat di antara mereka yang percaya kepada Kristus bertentangan dengan pesan-Nya. Namun di dunia, kita melihat perbedaan yang sangat jelas antara mereka yang menerima Kristus dan melakukan segalanya untuk menjalani kehidupan Kristen yang setia pada Injil, dan mereka yang tidak menerima-Nya dan terus hidup dengan cara mereka sendiri. Kesatuan hanya dapat terwujud ketika kita menunjukkan kepada orang lain bahwa keyakinan kepada Kristus adalah cara hidup yang benar dan bahwa itu bukanlah cara hidup yang membosankan melainkan jalan sukacita dan pemenuhan.

Leave a Reply